Bahaya Senyap Tekanan Darah Tinggi, Dari Serangan Jantung hingga Gangguan Seksual
VoiceNews.id – Tekanan darah tinggi atau hipertensi bukan sekadar angka pada alat tensimeter. Saat tekanan darah melonjak di atas ambang batas normal 140/90 mmHg, tubuh mulai menghadapi serangkaian ancaman serius yang tak bisa diremehkan. Mulai dari gangguan jantung hingga disfungsi organ vital, efeknya merembet ke hampir seluruh sistem tubuh manusia.
Melansir laporan Healthline, sistem peredaran darah menjadi sasaran awal. Dinding arteri yang terus-menerus menerima tekanan tinggi mulai mengalami robekan mikro. Di sinilah kolesterol jahat atau LDL mulai menempel, mempersempit jalur peredaran darah. Akibatnya, pasokan darah ke organ penting terhambat, yang pada gilirannya dapat memicu nyeri dada, detak jantung tak beraturan, hingga serangan jantung.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi gagal jantung, di mana jantung tak lagi mampu memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh. Bahkan, tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan terbentuknya aneurisma, yaitu tonjolan berbahaya pada arteri yang berisiko pecah dan menyebabkan kematian mendadak.
Tak hanya jantung dan pembuluh darah, sistem saraf pun tak luput dari dampaknya. Aliran darah yang terhambat ke otak membuka jalan bagi risiko stroke, gangguan daya ingat, hingga demensia. “Kerusakan serupa pada arteri juga bisa terjadi di retina mata. Jika pembuluh darah pecah, penglihatan bisa terganggu bahkan mengarah pada kebutaan,” tulis Healthline.
Ironisnya, tulang pun ikut terdampak. Hipertensi meningkatkan pembuangan kalsium melalui urine. Akibatnya, risiko osteoporosis melonjak, terutama pada wanita yang sudah memasuki masa menopause. Tulang melemah, rapuh, dan rentan patah.
Pada sistem pernapasan, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan emboli paru, yakni penyumbatan arteri di paru-paru. Kondisi ini tergolong darurat medis dan bisa mengancam jiwa.
Tak kalah penting, tekanan darah tinggi juga merusak kehidupan seksual. Aliran darah yang tak lancar ke organ reproduksi menyebabkan pria kesulitan ereksi, dan wanita mengalami vagina kering serta hilangnya gairah. Disfungsi seksual menjadi salah satu dampak yang sering tak disadari namun sangat mengganggu kualitas hidup.
Sistem ekskresi atau pembuangan racun juga menjadi korban. Pembuluh darah kecil di ginjal rusak secara perlahan, menurunkan fungsi filtrasi dan menumpuknya limbah dalam tubuh. Hipertensi bahkan dikenal sebagai salah satu pemicu utama gagal ginjal kronis.
Dengan semua risiko tersebut, para ahli menegaskan pentingnya deteksi dini dan kontrol rutin terhadap tekanan darah. Pola hidup sehat, konsumsi makanan rendah garam, olahraga teratur, dan mengelola stres adalah kunci mencegah hipertensi menjadi momok mematikan. Sebab saat hipertensi menyerang, tubuh diam-diam rusak dari dalam. (*)
Tinggalkan Balasan